
Mabes Polri merasa dirugikan dengan munculnya pengakuan gembong narkoba Freddy Budiman terkait keterlibatan beberapa oknum Polri, TNI, dan BNN dalam bisnis narkoba. Hal itu terungkap lewat tulisan Koordinator Kontas, Haris Azhar, yang mengaku bertemu Freddy pada 2014, lalu.
"Kalau diketegorikan seperti itu jelas sangat merugikan institusi. Kita kan garda terdepan dalam konteks (pemberantasan narkoba) jangan sampai hal tersebut memperlemah upaya-upaya kita dalam penegakan hukum pidana narkoba," kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar saat ditemui Republika.co.id di Halim Perdana Kusuma, Ahad (31/7).
Sayangnya, pengakuan Freddy itu kini tidak bisa dikonfirmasi lagi karena dia telah dieksekusi mati di Nusa Kambangan pada Sabtu (30/7), dinihari.
Namun, Mabes Polri mengaku telah bertemu dengan Haris Azhar perihal pengakuan terpidana mati jilid III itu. "Kita sudah ada pertemuan, kalau konten tidak ada yang berbeda dengan yang teman-teman baca di Medsos, persis kontennya seperti itu," kata dia.
Menurut Boy, hasil pertemuannya dengan Haris lebih kepada suasana ketika Haris menerima informasi itu dari Freddy Budiman tahun 2014. Informasi itu, kata dia, masih memerlukan pengkajian yang mendalam. "Karena kita tahu, ini peristiwa informasi itu sudah diperoleh dua tahun. Kemudian yang kedua, kalau kita mau konformasi ke pak Freddy, pak Freddynya sudah tidak ada," katanya.
Jadi, kata dia, Polri masih hadapi kondisi-kondisi yang sulit. Tapi, Boy meyakinkan bawah Kapolri Jenderal Tito Karnivian telah berkomitmen akan terus mendalami informasi itu. "Ditindak lanjuti, karena kita berkomitmen dalam konteks reformasi kultural, reformasi internal Polri dan masih berkaitan dengan penegakan hukum, masalah profesionalisme penanganan tindak pidana narkoba, itu menjadi prioritas bapak Kapolri."
Boy mengatakan, informasi yang disampaikan Freddy kepada Haris yang nadanya seolah-olah di sana ada semacam pemberian kepada orang-orang tertentu, harus ada pembuktiannya. Karena itu, Polri masih menerimanya sebagai sebuah informasi yang perlu didalami lebih lanjut, klarifikasi lebih lanjut, dan diselidiki lebih lanjut.
"Kira-kira suasananya seperti itu. Saya juga sudah laporkan ke Kapolri. Nantinya juga akan terus mencermati dan apabila ditemukan hal-hal yang lebih kuat lagi, itu akan semakin bagus informasinya," katanya.
Menurut dia, komitmen Polri sangat tinggi karena tidak suka adanya anggota-anggota seperti yang diceritakan itu. "Kalau ada ya. Itu kan sifatnya benar apa tidak, belum bisa dikatakan benar," katanya.
Boy juga mengaku belum bertemu pengacara Freddy. Sementara, ketika ditanya apakah akan memeriksa nama-nama yang ada dalam tulisan Haris, seperti Kalapas dan ketua rohani, Boy mengaku belum dengar ada nama-nama itu.
Boy juga mengatakan, Polri tidak bisa sembarangan jika ingin membentuk satuan tugas karena masalah informasi itu. Sebab, menyebut orang-orang tertentu tanpa ada bukti tidak boleh dan tidak elok. "Tapi yang jelas komitmen kita serius dan tinggi dan juga berkaitan dengan masalah ini."
Menurut Boy, Polri akan mendalami semuanya. Akandinilai informasi itu sumbernya dari mana dan kondisi kejiwaan Freddy seperti apa. "Kan Freddy ini sudah jelas semua udah tahu siapa Freddy. Apakah ada motifasi tertentu dari Freddy, ya semua orang yang bersalah biasanya berusaha untuk bisa lepas."
Sementara, Haris Azhar mengaku juga memberikan beberapa informasi dan petunjuk untuk membongkar kasus bisnis narkoba yang diduga melibatkan petinggi hukum dalam pertemuan tersebut.
"Saya menceritakan seperti yang tulisan saya, juga beberapa informasi yang saya tidak bisa sampaikan dalam tulisan tersebut," kata Haris.
Menurut Haris, dia menyampaikan kepada Boy bagaimana jika kasus ini dikembangkan. "Saya sampaikan beberapa petunjuk liputannya, kira-kira bahan keterangan saya yang ini diverifikasi gimana dan lainnya," katanya. Haris juga mengatakan, Boy sempat bertanya pendapatnya akan seperti apa jika kasus ini akan diteruskan. "Saya mengusulkan beberapa hal, lalu Pak Boy 'oke nanti saya laporkan dulu ke Kapolri," kata Haris.
Lebih lanjut, ia juga meminta agar kepolisian menguji keterangan dari Freddy Budiman kepada dirinya. Menurut dia, sudah menjadi tugas dari aparat keamanan dan pemerintah untuk menindaklanjuti pernyataan Freddy tersebut. Haris pun mengaku siap bekerja sama dengan aparat untuk mengungkap kasus ini.
"Kalau informasi saya tidak ditindaklanjuti, jika informasi yang saya sampaikan itu juga dianggap tidak cukup secara hukum, tapi besok hari narkoba masih beredar, maka jangan salahkan saya kalau publik tambah marah, kalau masyarakat tidak percaya terhadap aparatur penegak hukum," ungkapnya.
Menurut Haris, terdapat banyak petunjuk yang dapat digunakan untuk membongkar kasus ini. Ia pun meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung penyelidikan kasus ini sehingga dapat membongkar oknum pejabat hukum yang terlibat.
Haris kemudian menjelaskan alasan pengungkapan informasi Freddy kepada publik. Sebab, selama ini kasus yang dilaporkan kepada aparat kepolisian hanya berakhir begitu saja tanpa tindak lanjut. Ia pun kemudian mengkhawatirkan kasus ini akan menghilang apabila hanya dilaporkan kepada kepolisian. Terlebih informasi ini mengaitkan adanya keterlibatan oknum pejabat tinggi hukum.
"Saya kan di Kontras kita pengacara-pengacara HAM dan punya pengalaman ribuan kasus kita laporkan ke polisi. Kita tahu menguapnya kaya gimana kasus-kasus itu. Itu kasus yang ringan-ringan, apalagi kasus yang besar-besar seperti ini," kata dia.